Selasa, 09 Maret 2010

Pengertian Evaluasi

Sebelum membahas tentang evaluasi training secara luas dan mendalam, terlebih dahulu perlu dipahami bahwa dalam praktek seringkali terjadi kerancuan atau tumpang tindih (overleap) dalam penggunaan istilah “evaluasi”, “penilaian”, dan “pengukuran”. Kenyataan seperti ini dapat dipahami, mengingat bahwa di antara ketiga istilah tersebut saling keterkaitan sehingga sulit untuk dibedakan. Uraian berikut ini dapat membantu dalam memperjelas perbedaan serta hubungan antara evaluasi, penilaian dan pengukuran.

Pengukuran yang dalam bahasa Inggris dikenal dengan measurement dapat diartikan sebagai kegiatan yang dilakukan untuk “mengukur” sesuatu. Mengukur pada hakikatnya adalah membandingkan sesuatu dengan atau atas dasar ukuran tertentu.[1] Misalnya mengukur tinggi badan seseorang yang melamar sesebagai frontliner sebuah bank dengan alat ukur berupa meteran hasilnya: Wulan memiliki tinggi 165 cm, Lala memiliki tinggi 150 cm dan Lulu memiliki tinggi 160 cm. Contoh lain dari 100 butir soal yang diajukan dalam tes penerimaan pegawai frontliner, Wulan menjawab dengan betul sebanyak 80 butir soal, Lala menjawab dengan betul sebanyak 50 butir soal, dan Lulu menjawab dengan betul sebanyak 70 soal. Dari contoh tersebut dapat kita pahami bahwa pengukuran itu bersifat kuantitatif.

Menurut Cangelosi (1991), pengukuran adalah proses pengumpulan data melalui pengamatan empiris.[2] Pengertian yang lebih luas mengenai pengukuran dikemukan oleh Wiersma dan Jurs (1990)[3] bahwa pengukuran adalah penilaian numerik terhadap fakta-fakta dari obyek yang hendak diukur menurut kriteria atau satuan-satuan tertentu.

Berbeda dengan pengukuran, penilaian yang dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah Assessment berarti menilai sesuatu. Menilai itu sendiri berarti mengambil keputusan terhadap sesuatu dengan mengacu pada ukuran tertentu, seperti menilai baik atau buruk, sehat atau sakit, pandai atau bodoh, tinggi atau rendah, dan sebagainya. Jadi penilaian itu sifatnya adalah kualitatif. Dalam contoh di atas tadi, seseorang yang memiliki tinggi dibawah 155 termasuk termasuk orang yang pendek, seseorang yang memiliki tinggi 156 - 165 termasuk normal sedangkan seseorang yang memiliki tinggi diatas 165 termasuk tinggi. Dari 100 butir soal, 80 butir soal dijawab dengan betul oleh Wulan, dengan demikian dapat ditentukan bahwa Wulan termasuk anak yang pandai.

Sedangkan evaluasi adalah mencakup dua kegiatan yang telah dikemukakan terdahulu, yaitu mencakup pengukuran dan penilaian.[4] Evaluasi tidak dapat dilakukan tanpa didahului dengan pengukuran dan penilaian. Evaluasi adalah kegiatan atau proses untuk menilai sesuatu. Untuk dapat menentukan nilai dari sesuatu yang sedang dinilai itu, dilakukanlah pengukuran dan wujud dari pengukuran itu adalah pengujian, dan pengujian inilah yang dalam dunia kependidikan dikenal dengan istilah tes.

Djaali & Pudji Muljono (2004) mengemukakan bahwa evaluasi dapat juga diartikan sebagai proses menilai sesuatu berdasarkan kriteria atau tujuan yang telah ditetapkan, yang selanjutnya diikuti dengan pengambilan keputusan atas obyek yang dievaluasi[5].

Gronlund (1985) evaluation adalah suatu proses yang sistematis untuk menentukan atau membuat keputusan, sampai sejauh mana tujuan atau program telah tercapai.[6]

Menurut Sudijono (1996) evaluasi pada dasarnya merupakan penafsiran atau interpretasi yang bersumber pada data kuantitatif, sedang data kuantitatif merupakan hasil dari pengukuran[7].

Selanjutnya, beberapa definisi lain dari evaluasi adalah Anderson, & Ball (1978) mengemukakan bahwa evaluasi adalah proses yang menentukan sampai sejauh mana tujuan pendidikan dapat dicapai.[8]

Menurut Cronbach (1982) evaluasi adalah menyediakan informasi untuk pembuatan keputusan.[9] Sehubungan dengan pembelajaran, evaluasi yang dimaksud adalah suatu proses pengumpulan data untuk menentukan manfaat, nilai, kekuatan, dan kelemahan pembelajaran yang ditujukan untuk merevisi pembelajaran guna meningkatkan daya tarik dan efektivitasnya.

Sedangkan Wirawan mengatakan “Evaluasi adalah proses mengumpulkan dan menyajikan informasi mengenai obyek evaluasi dan hasilnya dipergunakan untuk mengambil keputusan mengenai obyek evaluasi”.[10]

Wilbur Harris (1968) dalam ”The Nature and Functions of Educational Evaluation”, yang dikutip Stele, menjelaskan bahwa ”Evaluation is the systematic process of judging the worth, desirability, effectiveness, or adequacy of something according to definitive criteria and purposes. The Judgement is based upon a careful comparison of observation data with criteria standars” (Stele, 1977:21)[11]. Pengertian ini menjelaskan bahwa evaluasi adalah proses penetapan secara sistematis tentang nilai, tujuan, efektivitas atau kecocokan sesuatu sesuai dengan kriteria dan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Proses penetapan keputusan itu didasarkan atas perbandingan secara hati-hati terhadap data yang diobservasi dengan menggunakan standar tertentu yang telah dibakukan.

Terdapat beberapa defnisi evaluasi lainnya yang diperoleh dari buku-buku yang ditulis para pakar, antara lain:[12]

a. Cronbach (1963), Alkin (1969) dan Stufflebeam (1971) menjelaskan bahwa evaluasi adalah kegiatan untuk mengumpulkan, memperoleh, dan menyediakan informasi bagi pembuat keputusan.

b. Pophan (1969), Provus (1969) dan Rivlin (1971) menjelaskan evaluasi adalah kegiatan membandingkan data tentang penampilan orang-orang dengan standar yang telah diterima umum.

c. Malcolm & Provus (1971), menjelaskan bahwa evaluasi adalah kegiatan untuk mengetahui perbedaan antara apa yang ada dengan suatu standar yang telah ditetapkan serta bagaimana menyatakan perbedaan antara keduanya.

d. Paulson (1976) dalam bukunya “A Strategy for Evaluation Design” mengemukakan bahwa “Evaluation as a process of examining certain objects or events in the light of specific value standards for the purpose of making adaptive decisions”. (Evaluasi adalah proses pengujian berbagai objek atau peristiwa tertentu dengan menggunakan ukuran-ukuran nilai khusus dengan tujuan untuk menentukan keputusan-keputusan yang sesuai. Berdasarkan pengertian ini, evaluasi program adalah kegiatan pengujian terhadap sesuatu fakta atau kenyataan sebagai bahan untuk pengambilan keputusan.)

e. Worthen dan Sanders (1973) memberi arti bahwa “Evaluation as a process of identifying and collecting information to assist decision-makers in choosing among available decision alternatives” (Evaluasi adalah suatu proses mengidentifikasi dan mengumpulkan informasi untuk membantu para pengambil keputusan dalam memilih berbagai alternative keputusan.)

f. Alkin (1981) mengemukakan bahwa “Evaluation is the process of accertaining the decision areas of concern, selecting appropriate information, and collecting and analyzing information in order to report summary”. (Evaluasi merupakan proses yang berkaitan dengan penyiapan berbagai wilayah keputusan melalui pemilihan informasi yang tepat, pengumpulan dan analisis data, serta pelaporan yang berguna bagi para pengambil keputusan dalam menentukan berbagai alternative pilihan untuk menetapkan keputusan.)

Dari pengertian evaluasi di atas, dapat disimpulkan bahwa evaluasi adalah proses mengumpulkan dan menilai sesuatu berdasarkan criteria atau tujuan yang telah ditetapkan, yang selanjutnya diikuti dengan pengambilan keputusan atas obyek yang dievaluasi.


[1] Djaali & Pudji Muljono. 2004. Pengukuran dalam Bidang Pendidikan. Jakarta. Universitas Negeri Jakarta. hal. 2

[2] Ibid. hal. 3

[3] Ibid

[4] Anas Sudijono. 2007. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta. PT. RajaGrafindo Persada. hal.5

[5] Djaali & Pudji Muljono. op.cit. hal 1

[6] Ibid. hal. 2

[7] Anas Sudijono. op.cit. hal. 2

[8] R. Santosa Muwarni, et al. 2006. Evaluasi Pendidikan: Konsep dan Aplikasi. Jakarta. UHAMKA Press. hal. 71

[9] Ibid

[10] Wirawan.2006 Modul Kuliah Evaluasi Program. hal. 9.

[11] Djuju Sujana. 2006. Evaluasi Program Pendidikan Luar Sekolah. Bandung: Remaja Rosda Karya. hal. 18.

[12] Ibid. hal . 19-20

Tidak ada komentar:

Posting Komentar